Jumat, 02 Maret 2018

Mau Program Bayi Tabung di Luar Negeri? Berikut Hal-hal yang Wajib Kita Tahu

Tahun lalu, kami mengunjungi dua rumah sakit yang cukup terkenal dengan pelayanan bayi tabungnya. Yang satu rumah sakit dalam negeri, satunya rumah sakit luar negeri. Dua-duanya bagus. Namun, kami belum bisa memberikan perbandingan yang apple to apple karena saat berkunjung ke Ferina aku tidak menjalani tes darah dan USG TV (hanya konsultasi biasa). Namun, setelah mengalami sendiri bagaimana pelayanan rumah sakit di Malaysia, aku lebih merekomendasikan RS di sana. =D

Hal yang menjadi pertimbangan utama kami dalam memilih rumah sakit/klinik bayi tabung adalah pelayanan dokter dan rumah sakitnya. Pertimbangan selanjutnya adalah biaya. Tahun lalu, dr Ahmad dan dr Aucky sama2 memberikan perkiraan biaya bayi tabung untuk kami. Dr Ahmad memperkirakan biaya sekitar RM 16.000, sedangkan dr Aucky memperkirakan biaya sekitar Rp48.000.000,00. Saat itu kurs ringgit masih sekitar Rp3.000,00an. Karena setelah dihitung RM 16.000 sekitar Rp 50.000.000,00, dengan sama2 harus mengeluarkan biaya penginapan, transportasi, dan makan, akhirnya kami memutuskan untuk ke Malaysia saja.

Yang di luar perkiraan, saat pertama kali ke Malaysia, kurs ringgit masih agak murah dan Alhamdulillah makan, transport, dan penginapan gratis. Saat itu, uang yang kami keluarkan hanya sedikit, hanya untuk biaya pengobatan saja. Hal tersebut menjadikan aku berasumsi bahwa biaya hidup di Malaka murah. Padahal mah dulu dibayarin, >.<. Aku pikir biaya hidup di Malaka beda tipis sama Jakarta. Eh ternyataaa... Mahal juga euy,... terutama untuk kami yang ber-budget pas-pasan.

Berdasarkan pengalaman kami, berikut adalah hal yang wajib diperhatikan kalau mau promil di Luar Negeri:

1. Kurs
Saat program kemarin, kurs rupiah sedang melemah terhadap ringgit. Makin hari makin melemah!! #nangis2. Kemarin, kurs rupiah mencapai lebih dari Rp3.500 per ringgit.

Saranku, mending nyiapin ringgit dari awal (nabung ringgit sedikit demi sedikit gitu) buat jaga2 kalo kurs jeblok. Atau bisa juga nabung emas kali ya... 

2. Biaya Makan
Ternyata biaya makan akan mengambil sebagian besar porsi pengeluaran!!! Sekali makan, kami harus mengeluarkan uang kira2 sebesar RM 18 (untuk berdua). Belum termasuk jajan buah dan air minum. Kami pun berinisiatif untuk memasak sendiri. Tapiii... skill memasakku keok banget. Kasian suami kalo makan masakanku terus T-T Akhirnya masih suka jajan2 di luar deh...

Saranku, cari penginapan/apartemen yang ada fasilitas dapurnya. Kemarin kami tinggal di Mahkota Hotel Malaka. Selain ada rate khusus untuk tamu yang long stay, mereka juga memiliki fasilitas dapur, kulkas, oven, teko air panas, kompor dan beberapa peralatan dapur. Oia, buat yang lidahnya tradisional (kayak aku) kalau bisa bawa bahan makanan inti dari Indonesia, misal sambel2/saos kemasan. Makanan jadi juga boleh, semacem rendang, sambel kentang, sambel teri, dll.

Edit

3. Biaya Transportasi
Buat yg program bayi tabungnya ga langsung selesai kayak aku, n harus bolak balik Melaka buat kontrol dll, biaya transportasi juga harus dipertimbangkan banget. Untuk PNS ky aku, ongkos bolak balik Malaka mayan nguras kantong juga loh. Tapi insyaalloh rezeki uda ditakar n ga bakal ketukar, jadi mari kita yakin Alloh pasti paring rezeki.

4. Kecocokan dengan Dokter
Ini harusnya jadi poin satu, tp gapapalah ya ditulis disini. Kenapa tiba2 aku nyantumin poin ini? karena dokter yg cocok dan klik dengan kita itu jarang. Kadang ada dokter yg meskipun terkenal dan lokasi kliniknya deket dari rumah, tyt dr segi komunikasi kita kurang puas. Jadi alasan yg plg utama u milih berobat dimana ya dokternya. Sebenarnya, dulu aku galau mau milih Ferina Surabaya atau MMC Malaka. Karena untuk promil di kedua kota itu sama-sama harus pake pesawat dan nginep di hotel, pilihan kami akhirnya jatuh di Malaka.

Alasan yg plg utama sih karena dokter di Malaka menawarkan prosedur bayi tabung dengan penjelasan yang detail. dan setelah dijalani, kami benar2 puas dengan pelayanannya. =D

Masalah hasil Alloh yg nentuin ya teman2. Yg penting, kita dan tim dokter udah do our best.

5. Cuti
Karena harus ke luar negeri, otomatis kita bakalan sering izin n cuti. Ini juga harus dipertimbangkan bgt loh buat kita2 yg statusnya sbg pegawai. Apalagi buat yg kasusnya agak pelik dan harus melalui beberapa prosedur tambahan. Sebenarnya, nyari klinik infertilitas yg deket kantor ada enaknya juga, secara bakalan lebih hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya, hemat cuti, dll. Cm kalo aku sendiri, perimbangan utama tetap kecocokan dengan dokter dan prosedur yg ditawarkan.

masakanku >.<

street food

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post