Minggu, 13 Desember 2015

Pengalaman Histeroskopi

Sabtu tanggal 5 Desember 2015 aku melakukan prosedur histeroskopi. Anehnya, bukannya takut, aku malah excited dan penasaran. Mulai dr gimana rasanya, caranya, hasilnya nanti apa, ruangannya seperti apa, serem apa ngga, dll. Ternyataaa... ga serem, ga sakit, ga takut, n ga bagus (hasilnya) huhu...

Sesuai jadwal, kami sudah nyampe di RSIA Bunda jam 7 pagi. Sesampainya di sana, kami langsung menuju bagian operasi lantai 1 (kalau ga salah inget) untuk mengurus administrasi. Setelah semua beres, kami menuju lantai 2 bagian One Day Care dan Ruang Operasi. Suster yang ada di Ruang Operasi baik-baik dan ramah-ramah. Jadi no need to worry. Disana langsung disuruh ganti baju dan lepas2 perhiasan semacem gelang atau kalung. Menurutku mendingan ga usah make perhiasan dari rumah, daripada hilang kaya aku kemarin. Hiks... Hilangnya ini bukan karena pihak rumah sakit ya, tapi murni karena ketelodoran kami sendiri.

Alasan2 kenapa kita dianjurkan untuk melakukan Diagnostic Hysteroscopy:
1. to evaluate abnormal uterine bleeding
2. to investigate cause of infertility
3. to investigate repeated miscariages
4. detect abnormal growths

Alasan2 kenapa kita dianjurkan untuk melakukan Operative Hysteroscopy:
1. remove benign growths
2. uterine biopsy
3. locate IUD
4. implant birth control devices

untuk gambaran besarnya bisa dilihat di Hysteroscopy

Prosedur Histeroskopi kemarin menggunakan bius total dan hanya memakan waktu 10 menit, yang lama adalah nunggu dr Ivannya dan nunggu aku sadar dari bius yang makan waktu 2 jam sendiri. Tidak ada after effect dan aku langsung beraktifitas seperti biasa. Cuma malemnya perut agak keram dikit (ga sakit) dan ada bleeding selama 3 hari.

Ada sedikit rasa nyesel di hati kenapa sih ga ngelakuin histeroskopi dari setahun yang lalu. Padahal tahun lalu uda disaranin buat histeroskopi. Dulu mikirnya sayang biayanya karena lebih dari 10 juta. Tapi ujung2nya kita malah nyia2in waktu setahun dengan doing nothing. Kalo uda kaya gini jadi nyadar waktu tuh cepet banget berlalu, ngejar2 kita. Tiba2 aja kita uda tua... #sad

Eniwe, hasil Histeroskopi ga bagus karena dr Ivan menyimpulkan bahwa meskipun saluranku ga papa (menurut HSG), tapi dicurigai fungsinya yang ga normal. So, satu2nya cara agar kami bisa punya baby adalah dengan Bayi Tabung.

Tuh kan... emg bener loh the power of mind... di post kemarin aku penasaran sama yg namanya Bayi Tabung. and now? aku beneran disuruh Bayi Tabung. T-T


dipilih dipilih dipilih... dipilih kakaa prosedurnyaa yg manaa... hihi


begini nih kamar tunggunya, ada 2 tempat tidur


si polip uda dimutilasi, alhamdulillah uda bersih





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post