Senin, 21 Mei 2018

Islamic Parenting: Kekuatan Doa oleh Ust. Oemar Mita, Lc

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Yay!! Karena sudah diberi kesempatan luar biasa oleh Allah untuk menjumpai Ramadhan lagi, kita ga boleh sia2kan kesempatan ini hanya untuk bermalas2an saja. Dalam bulan Ramadhan ga hanya banyak diskon baju loh, tp juga pahala. Di bulan ini pahala dilipatgandakan!! Sooo... ayo semangat tingkatkan ibadah kita yuk... =D

Akhir-akhir ini aku lagi concern dan penasaran banget tetang bagaimana cara yang tepat mendidik anak. Banyak ponakan-ponakan yang tingkah laku dan kepribadiannya unik2. Yang paling membuatku bertanya-tanya, ada ponakan yang meskipun usianya masih dini, mereka sudah berani memukul orang yang lebih tua/orang tuanya. Anehnya, orang tuanya ga marah dan malah cenderung ngalah/ngebiarin bad habit anaknya itu. Aku jadi penasaran. Apa untuk anak dibawah 5 tahun, atau bahkan di umur 2 tahunan, memukul itu hal yang wajar. Lalu, bagaimana kita harus bersikap jika menjumpai hal semacam itu. 

Ketika berhadapan dengan anak kecil, aku takut memperlakukan mereka dengan cara yg salah. Oleh karena itu, akhir-akhir ini aku membaca buku dan mendengarkan ceramah2 tentang islamic parenting. Salah satunya ceramah dari ustadz favoritku, Ust. Oemar Mita, Lc. Hehehe...

Di postingan ini aku mau ngasih resume tentang KEKUATAN DOA doa dalam parenting. Berikut silakah dibaca yaaa... penting banget nih buat kita-kita yang mau anaknya jadi generasi berakhlak Islami...

Kekuatan Doa
oleh Ust Oemar Mita, Lc

Bisa jadi keluarga kita yg saat ini tidak menyukai perubahan kita setelah berhijrah, bukan berarti mereka tidak menyukai sunnah yg kita anut. Mungkin saja sebabnya adalah karena kita yg tidak mendoakan mereka agar hati mereka terbuka ketika mendengarkan ilmu. Itulah kekuatan doa. Mengubah sesuatu hal yg mustahil menjadi terjadi.

Ada seseorang yg memiliki anak yg selalu menegakkan shalat dan bergegas ke masjid ketika adzan dikumandangkan. Setelah ditanyakan ke beliau, ternyata segera setelah beliau tau bahwa istrinya mengandung, beliau selalu berdoa meminta kepada Allah agar beliau dan anak keturunannya dijadikan sebagai orang-orang yang menegakkan shalat. Beliau selalu mengiringi kehamilan istrinya dengan doa tersebut. Akhirnya, Allah bayar kontan dengan menjadikan beliau dan anaknya sbg manusia yg menegakkan shalat.

Ada seseorang yg anaknya hafidz. Saat istrinya hamil ayah tsb sudah mengkondisikan agar istrinya rajin2 mendengan org mengaji, murotal, dll. Menurut beliau rahim yg taat akan menghasilkan janin yg taat. Dan beliau byk mengetuk pintu langit di sepertiga malam. “Ya Allah yg aku minta pengetahuan pertama yg dimili anakku adalah pengetahuan ttg Al Quran. Bukan pengetahuan lainnya.”

bersambung di postingan selanjutnya yaa...

Selasa, 01 Mei 2018

Kuret Polip Rahim (Lagi)




Salah satu alasan kenapa Dokter Ahmad Saifuddin belum melakukan ET di program ivf ku adalah adanya polip rahim. Menurut dokter, polip rahim muncul karena ketidakseimbangan hormon dan bisa hilang dengan sendirinya. Setelah dokter fix mendiagnosa di rahimku ada polip (lagi), dokter menyarankan untuk menunggu 2 siklus haid, baru kemudian melakukan observasi apakah polipnya masih ada atau sudah hilang. Dokter sangat berharap polipnya bisa luruh sendiri keluar bersama dengan darah haid. Aku juga berharapnya gitu dok huhu...

Setelah 2 siklus menunggu, H+22 aku kembali konsultasi ke Dokter Ahmad. Beliau menanyakan apakah setelah ivf darah haidku banyak. Aku pun mengiyakan. Beliau tersenyum optimis. Beliau bilang, biasanya darah haid yang banyak menandakan luruhnya polip. Untuk memastikan, aku pun di USG TV. Sebenarnya hati agak pesimis, tapi juga sangat berharap polip hilang sendiri. Setelah diobservasi, ternyata polipnya masih ada dan harus diambil dengan kuret/teropong/histeroskopi. Pupus deh harapan untuk langsung ivf. Sampai dalam tahap ini, aku masih bisa mikir "Oke, lets just do it and win the battle".

Ads Inside Post