Selasa, 01 Mei 2018

Kuret Polip Rahim (Lagi)




Salah satu alasan kenapa Dokter Ahmad Saifuddin belum melakukan ET di program ivf ku adalah adanya polip rahim. Menurut dokter, polip rahim muncul karena ketidakseimbangan hormon dan bisa hilang dengan sendirinya. Setelah dokter fix mendiagnosa di rahimku ada polip (lagi), dokter menyarankan untuk menunggu 2 siklus haid, baru kemudian melakukan observasi apakah polipnya masih ada atau sudah hilang. Dokter sangat berharap polipnya bisa luruh sendiri keluar bersama dengan darah haid. Aku juga berharapnya gitu dok huhu...

Setelah 2 siklus menunggu, H+22 aku kembali konsultasi ke Dokter Ahmad. Beliau menanyakan apakah setelah ivf darah haidku banyak. Aku pun mengiyakan. Beliau tersenyum optimis. Beliau bilang, biasanya darah haid yang banyak menandakan luruhnya polip. Untuk memastikan, aku pun di USG TV. Sebenarnya hati agak pesimis, tapi juga sangat berharap polip hilang sendiri. Setelah diobservasi, ternyata polipnya masih ada dan harus diambil dengan kuret/teropong/histeroskopi. Pupus deh harapan untuk langsung ivf. Sampai dalam tahap ini, aku masih bisa mikir "Oke, lets just do it and win the battle".

Kami konsultasi ke dokter sekitar jam 11 siang dan jam 14.30 nya kami masuk rumah sakit untuk daftar rawat inap, urus administrasi, bayar uang muka, dll. Sekitar jam 16.30 aku disuruh siap2 kemudian dijemput ke ruang operasi oleh suster. D ruang tunggu operasi, ada beberapa pasien yang tergeletak juga di tempat tidur, sama kayak aku.

Karena sendiri, pikiranku jadi melo dan melayang2. Ditambah ruangan dengan banyak cahaya putih, alat2 kesehatan, dokter2 yang mondar mandir, dingin... wew... nambah deh melonya... lama-lama aku ngantuk dan ketiduran dong. Aku dibangunkan oleh dokter anestesi yang mengabarkan bahwa operasi akan dimulai. Aku pun diantar ke ruang operasi.

Pertama kali masuk ke ruang operasi langsung amazed karena melihat dua lampu besar2 di atas meja tindakan, musik2 terbaru yang diputar dengan pengeras suara, list2 alat2 medis, monitor, dll. Ga berapa lama, di dadaku dipasang alat pendeteksi detak jantung. Loh, kok jadi serius gini? kayanya ngeliat alat beginian cuma di film2 pas pemeran utamanya sakit keras. Kok jd serem. Kepalaku ga bisa diam, nengok kanan kiri, mengobservasi ruangan. Suster sampai nanya "takut ya". Kujawab "ngga, cm pengen cepet2 dibius aja sus". Ngeless kwkwk... =P

Tiba2 suster masangin aku oksigen di atas mulut dan hidungku, kemudian nyuruh aku menghirup udara dari situ. Dokter anestesi pun datang untuk memberi suntikan bius. Alhamdulillah akhirnya dibius juga... anehnya, disini aku mulai melo lagi. Aku sampai nyebut laillahaillalloh sebelum ga sadarkan diri. Duh lebay ya... haha

Operasi hanya berlangsung sekitar 45 menit. Hasilnya polip yang ditemukan kecil dan ada beberapa hal lain yg disampaikan dokter. Belum selesai di situ, dokter menambahkan bahwa rahimku agak berkelok sehingga ketika melakukan Frozen Embrio Transfer aku harus meminum lebih banyak air supaya rahimku lurus. Yang terpenting Dokter sudah membersihkan rahimku. Jadi skg sudah aman untuk FET.

Setelah mendengar penjelasan dokter, aku yg tadinya masih merasa kuat dan enjoy dengan semuanya, tiba2 jadi terbujuk sama bisikan setan dan merasa down.

Another obstacle. Again.

Dalam hati bertanya sama Allah "Ya Allah, kenapa masih ada "kejutan" lagi?"

Tapi... harus ileng, bahwa di luar sana banyak yang lebih kurang beruntung dibanding kami. Ayo sabar dan semangat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post