Ini bakalan jadi post pertamaku yang isinya tentang review buku. Hehe Ga nyangka banget loh bakalan tertarik buat baca buku. Dulu ga suka banget baca buku kecuali komik. Baca komikpun aku skip2 aja karena jalan ceritanya bisa ditebak. Alhamdulillah yaa sekarang ada kemajuan. =D
Buku pertama yang aku review adalah buku parenting Islami. Meskipun sekarang kami belum memiliki anak (semoga kami segera diberi kepercayaan oleh Alloh), aku ingin lebih baik dalam memperlakukan anak-anak, terutama keponakan-keponakanku. Apalagi sekarang hampir setiap minggu ketemu Semi (anak angkat mertua) dan Mika (ponakan).
Buku Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi ini menurutku bagus. Pas baca halaman2 awal yang mengisahkan tentang bagaimana sikap Nabi Muhammad kepada anak-anak, aku sampai menangis. Rasanya terharu T-T. Nabi Muhammad sangat penyayang, bijak, dan sabar terhadap anak-anak. Seorang Kepala Negara sebegitu baiknya bersikap kepada anak2, keren banget.
Mikail #Masyaalloh |
Semi dan Mikail #Masyaalloh |
Buku Islamic Parenting Pendidikan Anak Metode Nabi ini menurutku bagus. Pas baca halaman2 awal yang mengisahkan tentang bagaimana sikap Nabi Muhammad kepada anak-anak, aku sampai menangis. Rasanya terharu T-T. Nabi Muhammad sangat penyayang, bijak, dan sabar terhadap anak-anak. Seorang Kepala Negara sebegitu baiknya bersikap kepada anak2, keren banget.
Di buku ini dicontohkan bagaimana kita harus bersikap pada anak-anak dari sebelum mereka lahir sampai mereka memasuki usia pranikah. Pembahasannya dikelompokkan berdasarkan range usia mereka (usia 0-3, 4-10, 11-14, 15-18, dan pranikah). Misalnya saja, saat bayi baru lahir kita dianjurkan untuk mentahnik kurma dan mendoakannya, memberikan hak waris untuk mereka, bagaimana kalau mereka meninggal dll. Ketika memasuki range usia 4-10, perlakuan kita akan berbeda lagi. Kita sudah mulai harus memberikan nasihat-nasihat pada mereka, mengajarkan akhlak mulia, mengajari menyimpan rahasia, berlaku adil, menggali potensi mereka, dll. Untuk lebih lengkapnya baca di bukunya yaa... Buku ini must have item karena bisa dijadikan salah satu panduan untuk mendidik anak. Apalagi isinya sudah dikelompokkan berdasarkan range usia, jadi kita enak dalam menerapkannya.
Buku yang aku baca adalah cetakan ke empat, menurut sang penulis di dalamnya:
1. hanya memuat hadits shahih saja,
2. tema2 dalam buku ini bertambah jelas dan kuat,
3. terdapat pembahasan usia 15-18 dan usia pranikah, dan
4. ada tambahan pokok bahasan baru, misalnya tentang hiburan bagi anak-anak.
Salah satu bagian favoritku ada di akhir buku ini. Kenapa? karena menurutku mak jleb banget memotret kondisi pendidikan anak di masyarakat sekarang. Sebagian orang tua berlomba mengajarkan pengetahuan umum sedini mungkin dan akan merasa bangga ketika anaknya bisa membaca/menulis/main alat musik dll di usia sangat muda. Padahal, menurutku yang paling penting adalah penanaman akhlak (dan agama) yang baik. Karena akhlak/sikap kalau sudah terlanjur terbentuk akan susah untuk mengubahnya. Ya ga si? *inisotoy
Aku kasih spoiler ya biar makin pengen buat beli buku ini, hehe.
Dalam simpulan di akhir buku, penulis menyebutkan bahwa prioritas utama dalam sistem pendidikan Islami adalah menuangkan materi pelajaran agama, pendidikan akhlak, dan kerohanian, kemudian barulan memperhatikan pengisian bidang mata pelajaran umum. Perbedaan yang paling mencolok antara sistem pendidikan Islam dan Masa Kini adalah pendidikan Islam bersifat idealisme dengan sisi kerohanian dan pendidikan akhlak yang utuh sebagai sasaran utama. Berbeda dengan sistem pendidikan Masa Kini yang tujuan utamanya benar-benar telah dikuasai oleh sisi materi dan keduniawian. Sebagian besar orang, baik yang belajar di sekolah, universitas, maupun pendidikan kejuruan tujuannya untuk menjadi pegawai, mendapat pekerjaan, atau memperoleh kedudukan. Perjuangan dan minat untuk belajar kian sengit dalam persaingannya demi meraih pekerjaan dan materi, sehingga kemauan untuk mengadakan penelitian melemah dan produk ilmiah makin langka. Selanjutnya, menjadi pupuslah kesucian ilmu dan kebesaran ulama.
Kan? mengena banget.
Sekarang, pendidikan ditempuh untuk mengejar materi, bukan ilmu. Uda gitu biasanya setelah anak2nya mapan, sebagian orang tua akan saling membangga-banggakan kesuksesan anaknya. Tapi, apakah ukuran kesuksesan dilihat dari segi materi saja? :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar