Senin, 16 Juli 2018

Islamic Parenting: Agar Anak-anak Kita Menjadi Qurrata A'yun


Tema: Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati Sesuai dengan Tuntunan Ulama-ulama Ahli Sunnah Wal Jama'ah?
Bagian 3
Oleh Ust. Oemar Mita Lc


Apa yg harus kita lakukan agar anak2 kita jadi Qurrata A'yun?

Pada kajian ini akan dibahas 5 dulu.

Menurut para ulama kiat yang harus diperhatikan oleh seorang ibu ketika sudah memiliki keturunan:

1.    Shalihkan diri kita dan suami kita ketika kita sudah bersatu dalam rumah tangga

Kenapa? Anak layaknya bayang-bayang dan orang tualah yang menjadi bendanya. Bayang-bayang tidak akan lurus jika bendanya bengkok. Menurut Ibnu Qayyim, kesholihan anak-anak kita akan tergantung pada pemilik air (pihak suami) dan pemilik rahim (istri).

Ada yang bertanya pada seorang Ustadz “Ustadz, kenapa ya banyak anak-anak yang umurnya di bawah 10 tahun tapi sudah hafal Al Qur’an?” Ustadz itu menjawab “karena Ibu mereka cinta Al Qur'an” meskipun Ibu-ibu tersebut tidak hafal Al Qur'an, mereka cinta pada Al Qur'an. Mereka senang membacanya terutama saat mengandung.

Kisah nyata tentang pengaruh air susu dengan sifat anak susuan:

Imamul Haromain adalah salah satu ulama besar Mazhab Syafi’i. Beliau memiliki kekurangan yaitu ketika beliau berbicara ada kata-kata yang terselip (maksud hati ingin berkata apa, tetapi yang dikeluarkan berbeda). Karena penasaran dengan kekurangannya, beliau mencari penyebab kenapa beliau memiliki sifat seperti itu. Ayah Imamul Haromain pun kemudian menceritakan kepadanya tentang bagaimana dulu beliau dibesarkan. Dulu, Ayah Imamul Haromain benar-benar menjaga Imamul Haromain, salah satu caranya adalah dengan menjaga air susu yang diberikan kepadanya. Imamul Haromain hanya disusui oleh ibunya (beliau dikenal dengan kesholihannya) dan orang-orang yang bertaqwa. Kalau ASI ga keluar pilihlan dr org yg shalihah). Pada suatu waktu, Imamul Haromain menangis kehausan sedangkan ibunya sedang tidak berada di tempat. Masuklah tetangganya. Karena Imamul Haromain menangis, tetangga tersebut pun iba dan akhirnya menyusuinya. Itulah yang membentuk Imamul Haromain kenapa jika berbicara suka terselip. Selain Imamul Haromain, Imam Abu Hanifah juga mengalami kondisi serupa. Beliau jika berbicara terkadang suka terselip-selip. Fyi, Imam Abu Hanifah terkenal dalam masalah qiyas. Kuatnya kata dan teori yg keluar dari mulut Abu Hanifah membuat orang-orang menjadi percaya padanya.

Oleh karena itu, jangan mudah menyusukan anak kita ke orang lain yang kita tidak tahu asal usulnya yaaa => dalam sunnah pun tidak diperbolehkan looh.

Simpulan dari poin ini:

Bertaubat pada Alloh secara total (terutama setelah memiliki anak), sehingga dosa yang kita perbuat tidak membawa keburukan (misalnya pada anak kita). Setelah menikah, kenakalan kita akan berpengaruh pada putra dan putri kita.

2.    Perhatikan bagaimana kebaikan kita kepada orang tua kita dan bagaimana kebaikan suami kita pada orang tuanya

Fyi, poin 2 ini juga akan berpengaruh banget pada kesholihan anak kita loh. Ketika kita dapati anak kita ga sholih, coba perhatikan apakah ada kesalahan kita pada orang tua kita yg kemudian Allah beri hukuman melalui perantara anak-anak kita. Rasul bersabda “tidak ada kebaikan yg Allah balas di dunia kecuali kebaikan pd ortu, dan tidak ada hukuman atas satu kejahatan Allah beri di dunia kecuali kejahatan thd ortu”. Sampai Wahab bin … (maaf ga ketagkap pas denger penjelasan Ust Oemar Mita) mengatakan bahwa siapapun orang yang hormat pada orang tuanya, Allah akan kasih kontan anak yang hormat padanya. Begitu juga sebaliknya. Orang yang tidak hormat pada orang tuanya, Alloh akan kasih kontan anak yang tidak hormat padanya, sebagaimana dulu dia tidak hormat pada orang tuanya. Berbakti/tidak berbakti pada orang tua akan dibalas cash/kontan di dunia, selain ada balasannya di akhirat.

Contoh:

Tsabit al Bunani pernah mendapati seorang anak yang tega menampar ayahnya. Ternyata sebabnya adalah dulu ayah tersebut menampar ayahnya sebagaimana hari itu dia ditampar anaknya.

Ada keluarga yang anaknya kecanduan playstation sampai tidak sekolah dan pergi dari rumah. Akhirnya orang tua anak tersebut dinasehati untuk memperbaiki hubungan dengan nenek kakeknya . Setelah pulang kampung dan berbakti, anaknya yang suka playstation itu akhirnya pulang dengan sendirinya padahal ga dicari.

Nasehat spesial untuk para suami.

Kita (para istri) harus (lebih) perhatian pada orang tuanya karena suami tetap anak ibu/orang tuanya. Jangan sampai kita menghalangi suami kita untuk berbuat baik pada orang tuanya. Bisa jadi balasannya terjadi nanti ketika kita sudah punya anak. Bisa jadi menantu kita juga akan mengahalangi anak kita untuk berbuat baik pada kita.

Jadikan orang tua kita ridha pada kita, sehingga Allah akan kasih balasannya di dunia dan akhirat. Cash kontan. Orang sesholih apapun tidak mungkin masuk surga jika dia tidak mendapatkan ridha orang tuanya. Jangan jadi istri kompor yaa… biar anak kita juga jadi anak yang baik.

3.    Perhatikan makanan

Jangan suka berikan makanan yang syubhat dan haram karena tidak mungkin anak kita mendapat kebaikan dan kesholihan jika diberikan makanan yang syubhat dan haram.

4.    Berdoa

Jangan meremehkan doa. Pemilik doa mustajab bagi anak adalah ibu. Sebagai seorang ibu, kita harus ngomong yang baik-baik karena malaikat suka mengaminkan perkataan kita. Kalau kita tidak bisa mengontrol emosi, ketika kita marah mending suruh anak kita pergi daripada kita ngomong jelek tentang anak kita.

Tips: saat marah jangan berhadapan dengan orang yang marahan dengan kita karena mulut suka susah dikontrol.

5.    Tanamkan padanya akidah, jangan hanya fiqih

Kadang kita seneng anak kita bisa azan, bisa wudhu, hafal huruf arab, dll. Namun, sesungguhnya yang paling penting adalah akidah (keterikatan diri kita pada Allah) misalnya berikan pemahaman tentang surge dan neraka pada anak, dll.

Teorinya, yang berisi baru bisa mengisi (yang berilmulah yang bisa mengajarkan ilmu). Oleh karena itu, datangilah kajian ilmu supaya bertambah akidah kita kepada Allah dan mampu menyampaikannya dengan benar dan jelas kepada putra dan putri kita.

Jangan menjadi orang tua yang seperti pemadam kebakaran, yaitu orang tua yang ketika muncul masalah baru mencari solusinya....

Semoga bermanfaat.

Jika ada kesalahan maafkan yaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post