Tema: Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati Sesuai
dengan Tuntunan Ulama-ulama Ahli Sunnah Wal Jama'ah?
Bagian 2
Bagian 2
Oleh Ust. Oemar Mita Lc
Imam Ibnu Qayyim
menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan agar anak2 kita menjadi permata
hati. Sebelum membahasnya, kita harus pahami dulu apa sih hebatnya ketika kita
memiliki anak yg shalih.
Jangan banggakan
profesi anakmu. Allah tdk menyebutkan profesi anakmu ttp menyebutkan apakah
anakmu qurrotaayun atau tidak.
Yg plg beruntung
ketika anaknya shalih adalah Ibu dan Bapaknya. Hal itu bisa mereka banggakan di
akhirat kelak. Profesi anak hanya bisa dibanggakan di dunia saja.
Menurut para
ulama, kedahsyatan/keutamaan memiliki anak shalih yaitu:
1.
Anak yang sholih dapat
memberikan syafaat
Ketika keturunan kita (apapun
profesinya, kaya atau miskin, pintar atau tidak) tetapi dia adalah orang yang
takut kepada Allah, maka kita harus pahami bahwa dialah yang akan melapangkan
jalan kita di akhirat kelak dengan memberikan syafaatnya agar kita masuk surga.
Syafaat tidak hanya datang dari Nabi, bacaan Al Quran, atau surat Al Baqarah yang
kita baca. Salah satu satu dari 10 syafaat adalah syafaat yang diberikan oleh
anak2 yang sholih.
HR Muslim. Nabi mengatakan kepada anak2
sholih bahwa hisab mereka menjadi ringan karena kesholihan mereka. Orang yang
beriman hisabnya ringan karena dosanya sedikit sehingga yang dihisab juga
sedikit. Setelah anak2 sholih selesai dihisab, mereka akan berjalan menuju
surga. Ketika mereka sampai di depan pintu surga dan disana tidak menjumpai Bapak
Ibu mereka, maka yang mereka ingat pertama kali adalah Bapak Ibu mereka.
Di akhirat kelak, ada kondisi2 dimana
manusia tidak akan mengingat siapapun kecuali dirinya sendiri, yaitu: ketika amalnya
ditimbang, ketika pembagian kitab, dan ketika melewati shirath. Setelah melewai
shirath, siapakah yang pertama kali mereka ingat? Ibu bapak mereka, kalau mereka
sholih.
Ketika para anak2 sholih berkumpul,
Allah berkata “Mbok kalian masuk ke surga” mereka pun menjawab “Ya Allah kami
ga bisa masuk surga sebelum melihat Bapak Ibuk kami” Alloh pun menjawab “Org
tua kalian masih dihisab” Jd dosa ortu anak2 sholih tersebut lebih besar daripada
dosa anaknya. Maka anak2 itu kembali berkata di depan pintu surga “Kami ndak
bisa masuk surga ya Allah sebelum kami berjumpa dg Bapak dan Ibu kami” Ketika Allah
melihat anak2 sholih itu bersikukuh ingin berjumpa dg Bapak Ibuk mereka, Allah pun
memberikan syafaat pada Bapak Ibuknya => Allah ringankan hisabnya Allah =>
memudahkan mereka melewati shirath => kemudian mereka pun berjumpa dg anak2
mereka di depan pintu surga. Mereka akhirnya bareng2 masuk surga. Tidak cuma
anaknya yang masuk surga, tetapi juga Bapak Ibunya. Mereka masuk surga bukan
hanya karena shalatnya atau puasanya, tetapi karena putra putri yg sholih
itulah yg membantu mereka u masuk surga.
Buat bapak ibuk yg bangga karena
anaknya pintar, kebangaan itu hanya di dunia saja. Sebagian ortu banyak yang
mencurahkan pendidikan anaknya dalam hal duniawi dg kursus ini itu, tp urusan
akhiratnya kurang diperhatikan. Yg rugi kita sendiri karena kita tidak bisa
menjumpai kelak anak kita yg sedang menunggu kita di depan pintu surga.
2.
Jika orang tua memiliki anak2
yang sholih dan sholihah, maka doa anak2 tersebut mustajab ketika ortunya sudah
meninggal
Anak yang sholih adalah anak yang
mendoakan orang tuanya. Doa mereka mustajab. Kita harus ingat bahwa tidak semua
anak yg mendoakan orang tuanya, doanya akan sampai.
Rasul bersabda, ketika anak adam
meninggal dunia semua akan terputus, kecuali 3 perkara:
a.
Anak yg sholih (waladun
shalihun) bukan anak doang (walad).
Kenapa nabi harus memberikan kata
sifat shalihun? karena untuk membedakan antara anak dan anak yg shalih. Bagaimana
bisa anak akan mendoakan kita kalau doa untuk dirinya sendri aja belum tentu
nyampai dan dikabulkan. Oleh karena itu, jangan hanya sekedar memiliki anak, tp
harus anak yg sholih.
Hadiah terbaik seorang anak kepada
ortunya bukan berupa materi, tetapi anak yg sholih. Ortu sangat membutuhkan
anak2nya ketika mereka sudah menutup mata.
Buat apa kekayaanmu kalau kamu ga
pernah dtg ke masjid nak? Buat apa (harta, kedudukan, dll)-mu kalau kamu ga paham
apa perintah2 Allah? Yang paling dipengaruhi oleh sholih/tidak mu adalah Bapak
dan Ibumu. Seseorang bisa semakin ditinggikan derajat surganya karena doa anaknya.
b.
dst
3.
Menghindarkan kita dari salah
satu sifat yang tidak disukai oleh Allah
Apakah salah satu sifat yg tidak
disukai oleh Allah: ketika kita menjadi orang yang mandul di hadapan Allah. Apa
makna mandul di hadapan Allah? Maknanya bukanlah orang yang tidak punya
keturunan, melainkan orang yang dititipin banyak anak, tetapi tidak ada satupun
anaknya yang bermanfaat bagi agama Allah dan sunnah Rasul (anaknya tidak ada yg
sholih).
Ada orang yang mandul di hadapan kita
tetapi tidak mandul di hadapan Allah. Di sisi lain, ada juga orang yang tidak
mandul di mata kita tetapi mandul di hadapan Allah. Kalau kita ga berhasil
menjadikan anak kita sholih sholihah maka itu akan menjadikan kita mandul dan
akan memberatkan dakwah di masa mendatang. Sekarang saja dakwah sudah berat,
apalagi di masa depan? Apalagi jika generasi sekarang tidak shalih. Siapa yg
akan melanjutkan dakwah?
Sampaikan ke anak kita:
“Nak kalau kamu ga bisa membelikan mobil,
rumah, meghajikan Bapak Ibu, mengumrohkan Bapak Ibu, dll gapapa. Karena haji dan
umroh adalah kewajiban bagi yang melaksanakan kalau dia mampu. Kalau ga ya
udah. Gugurlah kewajibannya. Tapi yg utama nak, ketika kamu bisa bermanfaat
bagi agama Allah, kamu ke masjid, panitia kegiatan Islam di sekolah, dll”
to be continued yaa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar