Selasa, 10 Juli 2018

Islamic Parenting: Keutamaan Memiliki Anak yang Sholih


Tema: Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati Sesuai dengan Tuntunan Ulama-ulama Ahli Sunnah Wal Jama'ah?
Bagian 2
Oleh Ust. Oemar Mita Lc


Imam Ibnu Qayyim menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan agar anak2 kita menjadi permata hati. Sebelum membahasnya, kita harus pahami dulu apa sih hebatnya ketika kita memiliki anak yg shalih.

Jangan banggakan profesi anakmu. Allah tdk menyebutkan profesi anakmu ttp menyebutkan apakah anakmu qurrotaayun atau tidak. 

Yg plg beruntung ketika anaknya shalih adalah Ibu dan Bapaknya. Hal itu bisa mereka banggakan di akhirat kelak. Profesi anak hanya bisa dibanggakan di dunia saja. 

Menurut para ulama, kedahsyatan/keutamaan memiliki anak shalih yaitu:

1.    Anak yang sholih dapat memberikan syafaat

Ketika keturunan kita (apapun profesinya, kaya atau miskin, pintar atau tidak) tetapi dia adalah orang yang takut kepada Allah, maka kita harus pahami bahwa dialah yang akan melapangkan jalan kita di akhirat kelak dengan memberikan syafaatnya agar kita masuk surga. Syafaat tidak hanya datang dari Nabi, bacaan Al Quran, atau surat Al Baqarah yang kita baca. Salah satu satu dari 10 syafaat adalah syafaat yang diberikan oleh anak2 yang sholih.

HR Muslim. Nabi mengatakan kepada anak2 sholih bahwa hisab mereka menjadi ringan karena kesholihan mereka. Orang yang beriman hisabnya ringan karena dosanya sedikit sehingga yang dihisab juga sedikit. Setelah anak2 sholih selesai dihisab, mereka akan berjalan menuju surga. Ketika mereka sampai di depan pintu surga dan disana tidak menjumpai Bapak Ibu mereka, maka yang mereka ingat pertama kali adalah Bapak Ibu mereka.

Di akhirat kelak, ada kondisi2 dimana manusia tidak akan mengingat siapapun kecuali dirinya sendiri, yaitu: ketika amalnya ditimbang, ketika pembagian kitab, dan ketika melewati shirath. Setelah melewai shirath, siapakah yang pertama kali mereka ingat? Ibu bapak mereka, kalau mereka sholih.

Ketika para anak2 sholih berkumpul, Allah berkata “Mbok kalian masuk ke surga” mereka pun menjawab “Ya Allah kami ga bisa masuk surga sebelum melihat Bapak Ibuk kami” Alloh pun menjawab “Org tua kalian masih dihisab” Jd dosa ortu anak2 sholih tersebut lebih besar daripada dosa anaknya. Maka anak2 itu kembali berkata di depan pintu surga “Kami ndak bisa masuk surga ya Allah sebelum kami berjumpa dg Bapak dan Ibu kami” Ketika Allah melihat anak2 sholih itu bersikukuh ingin berjumpa dg Bapak Ibuk mereka, Allah pun memberikan syafaat pada Bapak Ibuknya => Allah ringankan hisabnya Allah => memudahkan mereka melewati shirath => kemudian mereka pun berjumpa dg anak2 mereka di depan pintu surga. Mereka akhirnya bareng2 masuk surga. Tidak cuma anaknya yang masuk surga, tetapi juga Bapak Ibunya. Mereka masuk surga bukan hanya karena shalatnya atau puasanya, tetapi karena putra putri yg sholih itulah yg membantu mereka u masuk surga.

Buat bapak ibuk yg bangga karena anaknya pintar, kebangaan itu hanya di dunia saja. Sebagian ortu banyak yang mencurahkan pendidikan anaknya dalam hal duniawi dg kursus ini itu, tp urusan akhiratnya kurang diperhatikan. Yg rugi kita sendiri karena kita tidak bisa menjumpai kelak anak kita yg sedang menunggu kita di depan pintu surga.

2.    Jika orang tua memiliki anak2 yang sholih dan sholihah, maka doa anak2 tersebut mustajab ketika ortunya sudah meninggal

Anak yang sholih adalah anak yang mendoakan orang tuanya. Doa mereka mustajab. Kita harus ingat bahwa tidak semua anak yg mendoakan orang tuanya, doanya akan sampai.

Rasul bersabda, ketika anak adam meninggal dunia semua akan terputus, kecuali 3 perkara:

a.    Anak yg sholih (waladun shalihun) bukan anak doang (walad).
Kenapa nabi harus memberikan kata sifat shalihun? karena untuk membedakan antara anak dan anak yg shalih. Bagaimana bisa anak akan mendoakan kita kalau doa untuk dirinya sendri aja belum tentu nyampai dan dikabulkan. Oleh karena itu, jangan hanya sekedar memiliki anak, tp harus anak yg sholih.

Hadiah terbaik seorang anak kepada ortunya bukan berupa materi, tetapi anak yg sholih. Ortu sangat membutuhkan anak2nya ketika mereka sudah menutup mata.

Buat apa kekayaanmu kalau kamu ga pernah dtg ke masjid nak? Buat apa (harta, kedudukan, dll)-mu kalau kamu ga paham apa perintah2 Allah? Yang paling dipengaruhi oleh sholih/tidak mu adalah Bapak dan Ibumu. Seseorang bisa semakin ditinggikan derajat surganya karena doa anaknya.

b.    dst

3.    Menghindarkan kita dari salah satu sifat yang tidak disukai oleh Allah

Apakah salah satu sifat yg tidak disukai oleh Allah: ketika kita menjadi orang yang mandul di hadapan Allah. Apa makna mandul di hadapan Allah? Maknanya bukanlah orang yang tidak punya keturunan, melainkan orang yang dititipin banyak anak, tetapi tidak ada satupun anaknya yang bermanfaat bagi agama Allah dan sunnah Rasul (anaknya tidak ada yg sholih).

Ada orang yang mandul di hadapan kita tetapi tidak mandul di hadapan Allah. Di sisi lain, ada juga orang yang tidak mandul di mata kita tetapi mandul di hadapan Allah. Kalau kita ga berhasil menjadikan anak kita sholih sholihah maka itu akan menjadikan kita mandul dan akan memberatkan dakwah di masa mendatang. Sekarang saja dakwah sudah berat, apalagi di masa depan? Apalagi jika generasi sekarang tidak shalih. Siapa yg akan melanjutkan dakwah?

Sampaikan ke anak kita:
“Nak kalau kamu ga bisa membelikan mobil, rumah, meghajikan Bapak Ibu, mengumrohkan Bapak Ibu, dll gapapa. Karena haji dan umroh adalah kewajiban bagi yang melaksanakan kalau dia mampu. Kalau ga ya udah. Gugurlah kewajibannya. Tapi yg utama nak, ketika kamu bisa bermanfaat bagi agama Allah, kamu ke masjid, panitia kegiatan Islam di sekolah, dll”


to be continued yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post