Minggu, 08 Juli 2018

Islamic Parenting: Sifat Anak dalam Al-Qur'an

Berikut rangkuman ceramah Ust. Oemar Mita, Lc tentang Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati. Bagus banget buat bekal kita dalam mendidik generasi Islam yg shalih dan shalihah... Monggo dibaca ya...


Tema: Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati Sesuai dengan Tuntunan Ulama-ulama Ahli Sunnah Wal Jama'ah?
Bagian 1
Oleh Ust. Oemar Mita Lc


Kita mendapat kenikmatan bukan karena kita hebat, tetapi karena kebaikan Allah. Manusia pd hakikatnya telanjang, lapar, dan tersesat. Allah lah yg memberikan pakaian dan Allah lah yg memberikan petunjuk. Itulah yg menjadikan kita bersyukur padaNya. Kita bersyukur pd Allah karena Allahlah tempat kita bersandar, yg memberi kita sandang, pangan, kesehatan, dll. Syukur mengantarkan kita ke pintu surga.

Ibnu Qayyim pernah ditanya “Mana yg lbh utama, hamba yg sabar ataukan hamba yg bersyukur?” beliau pun menjawab “aku pun tidak mengetahui manakah yg lbh utama dan lebih cepat dalam mengantarkan ke surga karena memang surga akan diraih oleh hamba yg byk bersyukur dan banyak bersabar” Syukur tidak hanya dalam bentuk ucapan, tp juga dalam bentuk ketaatan.

Dalam Alqur’an anak memiliki berbagai sifat. Sebagaimana keluarga juga memiliki bebagai sifat, ada keluarga Ibrahim, keluarga Luth, keluarga Nuh, dan keluarga Rasulullah. Dan ternyata Allah jg menerangkan dalam Al Quran bahwa anak sifatnya berbeda2.


4 Sifat yang dimiliki anak kita. Pasti keturunan kita mendapat salah satu sifat yg diterangkan oleh Allah SWT tersebut:

1.     Anak ada yang menjadi perhiasan
Sebagaimana kita baca dalam Surat Al Imran Ayat 14 “Allah jadikan hiasan syahwat kita pada wanita dan anak2”. Disini Allah menjadikan anak sebagai perhiasan bagi ibu dan bapaknya. Contoh kasus: “meskipun saya tidak bisa baca Al Qur’an, anak saya bisa baca dan hafal 2 juz loh ustadz” Orang tua menjadikan anaknya perhiasan, bahkan dia bersedia merendahkan dirinya sendiri untk mengangkat anaknya. Misal, dia membanggakan anaknya yg berhidung mancung sedangkan dia pesek. Padahal kalo orang lain mengatakan dia pesek dia marah, tp dia rela2 saja mengakui kelemahannya jika dibandingkan dengan anaknya. Allah menghiasi anaknya itu menjadi perhiasan.

Jadi, kalau misal ada org yg terlalu membanggakan anaknya padahal menurut kita biasa aja, biarkan saja. Jangan dikomentari. Karena itu fitrahnya. Setiap org pasti membanggakan anaknya walaupun dia merendahkan dirinya. Gapapa dia merendahkan dirinya selama anaknya bisa naik di atas. Itu bagian dari fitrah.

2.     Anak yang menjadi musuh
Sebagaimana Allah terangkan dalam surat At-Taghabun ayat 14. Allah menyampaikan dalam salah satu ayatnya “Wahai orang2 yang beriman, sesungguhnya diantara istri2 kalian dan anak2 kalian ada yg menjadi musuh”. Kita dapati bahwasanya anak bisa menjadi musuh bagi orang tuanya. Misal: Ketika Ortu berkata barat, anaknya malah ke timur, atau ketika anak itu betul2 menjadikan ortunya meneteskan air mata dalam kesedihan. Jadi, jangan heran ketika di akhir jaman ini kita dapati ada anak yg bunuh ortu hanya karena tdk dibelikan motor. Ada juga kita mendapati ayah/ibu dijadikan “budak” oleh anaknya misalnya adalah ketika seorang anak minta HP2 mahal shg ortunya harus nabung ekstra untuk membelikan itu padahal sebenarnya dia ga mampu. Di sini kita mendapati sifat anak sbg musuh. Kalau kita mendapatai anak kita menjadi musuh, seakan2 harta menjadi tidak berharga dan semua kenikmatan hidup menjadi hambar.

Kenapa anak bisa menjadi musuh? Anak menjadi musuh karena dua sebab/dua kemungkinan, yaitu:
a.      Karena Allah memberikan itu untuk menjadi ujian bagi Ibu dan Ayahnya
Allah ingin melihat batas kesabaran ibu dan bapaknya ketika anaknya menjadi ujian yaitu sbg musuh ibu dan bapaknya. Sebagaimanan Nabi Nuh. Nabi Nuh adalah yg paling sabar diantara para Rasul karena beliau adalah pemimpin Ulul Azmi. Allah bersabda padanya kira-kira begini “kamu itu sabar loh Nuh sebagaimana Rasul2 dlm Ulul Azmi”. Tp kenapa kok putranya begitu memusuhi Nabi Nuh? Apakah ada yg salah dg “airnya” Nabi Nuh smp putranya gt? Ngga, Nabi Nuh ga ada kekurangannya. Karena beliau Nabi yg sifatnya maksum “terjaga”. Allah memberikan Kan’an yg seperti itu karena ingin menguji Nabi Nuh.

Jadi jangan komentari Ibu yg shalihah/Ayah yg shalih tp anaknya berantakan. Karena bisa jadi Allah memberikan ujian pada mereka mirip seperti ujian Nabi Nuh. Allah ingin melihat batas kesabaran mereka. Itu kata Ulama. 

b.      Karena kesalahan
Mungkin ada salah satu kewajiban Orang tuanya yang tidak ditunaikan sehingga anak itu menjadi musuh. Keturunan tidak bisa kita pilih karena termasuk dalam pembagian rezeki yg Allah kasih.

3.     Anak yg kemudian menjadi fitnah/ujian bagi orang tuanya
Sebagaimana yg Allah sampaikan dalam surat At-Taghabun ayat ke 15. Dia menjadi fitnah dimana orang tuanya tidak mendapatkan putra putrinya sebagamana doa yg mereka panjatkan ketika mengandung. Contoh: berapa banyak harta yg dihabiskan orang tua ketika mendapati anak yang dilahirkannya cacat, jantung bocor, autis, penyakit keturunan, kanker, dll padahal usianya masih sangat muda. Dalam hal ini anak menjadi ujian bagi ortunya. Kita tidak bisa menyalahkan orang lain (pasangan kita) karena memang sudah takdir Allah. Misal “gara2 kamu x, anak kita jadi blablabla”. Jangan menyalahkan siapapun karena ini ketentuan Allah yg sudah ditulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya bumi. Allah yg pilihkan.

Ketika mendapat cobaan, kita harus ingat ini:
 “kalau diberi cobaan kita sabar, setiap hari dosa2 kita akan berguguran”

Ahlusunnah menyebutkan bahwa anak2 yg dilahirkan autis, DS, gila, idiot, dll maka mereka tidak dihisab. Kenapa? Karena mereka tidak terkena beban pikiran. Mereka hanya akan dihisab dg satu pertanyaan saja “apakah kamu mengerti ttg Allah?” jika mereka mengerti maka mereka dimasukkan ke surga untuk mengganti betapa sulitnya kehidupan mereka ketika di dunia. Dan hal itu adalah bentuk kesempurnaan Allah.

4.     Anak yg menjadi permata hati
Allah sampaikan ini dalam surat Al Furqan ayat 74. "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang/permata hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. Anak sbg permata hati adalah anak yg paling didamba2kan oleh manusia yg beriman. Kenapa? Karena permata hati merupakan puncak investasi tertinggi dalam urusan di akhirat. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kita akan membahas bagaimana agar anak kita menjadi permata hati. Karena menjadikan anak sbg permata hati bukan perkara yg mudah.


to be continued ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ads Inside Post