Berikut rangkuman ceramah Ust. Oemar Mita, Lc tentang Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati. Bagus banget buat bekal kita dalam mendidik generasi Islam yg shalih dan shalihah... Monggo dibaca ya...
Tema: Bagaimana Menjadikan Anak Kita Sebagai Permata Hati Sesuai
dengan Tuntunan Ulama-ulama Ahli Sunnah Wal Jama'ah?
Bagian 1
Oleh Ust. Oemar Mita Lc
Bagian 1
Oleh Ust. Oemar Mita Lc
Kita mendapat kenikmatan bukan karena kita hebat, tetapi
karena kebaikan Allah. Manusia pd hakikatnya telanjang, lapar, dan tersesat.
Allah lah yg memberikan pakaian dan Allah lah yg memberikan petunjuk. Itulah yg
menjadikan kita bersyukur padaNya. Kita bersyukur pd Allah karena Allahlah
tempat kita bersandar, yg memberi kita sandang, pangan, kesehatan, dll. Syukur
mengantarkan kita ke pintu surga.
Ibnu Qayyim pernah ditanya “Mana yg lbh utama, hamba yg
sabar ataukan hamba yg bersyukur?” beliau pun menjawab “aku pun tidak
mengetahui manakah yg lbh utama dan lebih cepat dalam mengantarkan ke surga
karena memang surga akan diraih oleh hamba yg byk bersyukur dan banyak
bersabar” Syukur tidak hanya dalam bentuk ucapan, tp juga dalam bentuk
ketaatan.
Dalam Alqur’an anak memiliki berbagai sifat. Sebagaimana
keluarga juga memiliki bebagai sifat, ada keluarga Ibrahim, keluarga Luth,
keluarga Nuh, dan keluarga Rasulullah. Dan ternyata Allah jg menerangkan dalam
Al Quran bahwa anak sifatnya berbeda2.
4 Sifat yang
dimiliki anak kita. Pasti keturunan kita mendapat salah satu sifat yg
diterangkan oleh Allah SWT tersebut:
Sebagaimana kita baca dalam Surat Al Imran Ayat 14 “Allah jadikan
hiasan syahwat kita pada wanita dan anak2”. Disini Allah menjadikan anak
sebagai perhiasan bagi ibu dan bapaknya. Contoh kasus: “meskipun saya tidak
bisa baca Al Qur’an, anak saya bisa baca dan hafal 2 juz loh ustadz” Orang tua
menjadikan anaknya perhiasan, bahkan dia bersedia merendahkan dirinya sendiri
untk mengangkat anaknya. Misal, dia membanggakan anaknya yg berhidung mancung
sedangkan dia pesek. Padahal kalo orang lain mengatakan dia pesek dia marah, tp
dia rela2 saja mengakui kelemahannya jika dibandingkan dengan anaknya. Allah
menghiasi anaknya itu menjadi perhiasan.
Jadi, kalau misal ada org yg terlalu membanggakan anaknya padahal menurut
kita biasa aja, biarkan saja. Jangan dikomentari. Karena itu fitrahnya. Setiap
org pasti membanggakan anaknya walaupun dia merendahkan dirinya. Gapapa dia
merendahkan dirinya selama anaknya bisa naik di atas. Itu bagian dari fitrah.
2. Anak yang menjadi musuh
Sebagaimana Allah terangkan dalam surat At-Taghabun ayat 14. Allah
menyampaikan dalam salah satu ayatnya “Wahai orang2 yang beriman, sesungguhnya
diantara istri2 kalian dan anak2 kalian ada yg menjadi musuh”. Kita dapati
bahwasanya anak bisa menjadi musuh bagi orang tuanya. Misal: Ketika Ortu
berkata barat, anaknya malah ke timur, atau ketika anak itu betul2 menjadikan
ortunya meneteskan air mata dalam kesedihan. Jadi, jangan heran ketika di akhir
jaman ini kita dapati ada anak yg bunuh ortu hanya karena tdk dibelikan motor.
Ada juga kita mendapati ayah/ibu dijadikan “budak” oleh anaknya misalnya adalah
ketika seorang anak minta HP2 mahal shg ortunya harus nabung ekstra untuk
membelikan itu padahal sebenarnya dia ga mampu. Di sini kita mendapati sifat anak
sbg musuh. Kalau kita mendapatai anak kita menjadi musuh, seakan2 harta menjadi
tidak berharga dan semua kenikmatan hidup menjadi hambar.
Kenapa anak bisa menjadi musuh? Anak menjadi musuh karena dua
sebab/dua kemungkinan, yaitu:
a. Karena Allah memberikan itu
untuk menjadi ujian bagi Ibu dan Ayahnya
Allah ingin melihat batas kesabaran
ibu dan bapaknya ketika anaknya menjadi ujian yaitu sbg musuh ibu dan bapaknya.
Sebagaimanan Nabi Nuh. Nabi Nuh adalah yg paling sabar diantara para Rasul
karena beliau adalah pemimpin Ulul Azmi. Allah bersabda padanya kira-kira
begini “kamu itu sabar loh Nuh sebagaimana Rasul2 dlm Ulul Azmi”. Tp kenapa kok
putranya begitu memusuhi Nabi Nuh? Apakah ada yg salah dg “airnya” Nabi Nuh smp
putranya gt? Ngga, Nabi Nuh ga ada kekurangannya. Karena beliau Nabi yg
sifatnya maksum “terjaga”. Allah memberikan Kan’an yg seperti itu karena ingin
menguji Nabi Nuh.
Jadi jangan komentari Ibu yg
shalihah/Ayah yg shalih tp anaknya berantakan. Karena bisa jadi Allah
memberikan ujian pada mereka mirip seperti ujian Nabi Nuh. Allah ingin melihat
batas kesabaran mereka. Itu kata Ulama.
b.
Karena kesalahan
Mungkin ada salah satu kewajiban Orang
tuanya yang tidak ditunaikan sehingga anak itu menjadi musuh. Keturunan tidak
bisa kita pilih karena termasuk dalam pembagian rezeki yg Allah kasih.
3. Anak yg kemudian menjadi fitnah/ujian
bagi orang tuanya
Sebagaimana yg Allah sampaikan dalam surat At-Taghabun ayat ke 15.
Dia menjadi fitnah dimana orang tuanya tidak mendapatkan putra putrinya
sebagamana doa yg mereka panjatkan ketika mengandung. Contoh: berapa banyak
harta yg dihabiskan orang tua ketika mendapati anak yang dilahirkannya cacat,
jantung bocor, autis, penyakit keturunan, kanker, dll padahal usianya masih sangat
muda. Dalam hal ini anak menjadi ujian bagi ortunya. Kita tidak bisa
menyalahkan orang lain (pasangan kita) karena memang sudah takdir Allah. Misal
“gara2 kamu x, anak kita jadi blablabla”. Jangan menyalahkan siapapun karena
ini ketentuan Allah yg sudah ditulis 50.000 tahun sebelum diciptakannya bumi.
Allah yg pilihkan.
Ketika mendapat cobaan, kita harus ingat ini:
“kalau diberi cobaan kita
sabar, setiap hari dosa2 kita akan berguguran”
Ahlusunnah menyebutkan bahwa anak2 yg dilahirkan autis, DS, gila,
idiot, dll maka mereka tidak dihisab. Kenapa? Karena mereka tidak terkena beban
pikiran. Mereka hanya akan dihisab dg satu pertanyaan saja “apakah kamu mengerti
ttg Allah?” jika mereka mengerti maka mereka dimasukkan ke surga untuk
mengganti betapa sulitnya kehidupan mereka ketika di dunia. Dan hal itu adalah
bentuk kesempurnaan Allah.
4. Anak yg menjadi permata hati
Allah
sampaikan ini dalam surat Al Furqan ayat 74. "Ya Tuhan kami,
anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang/permata hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa”. Anak sbg permata hati adalah anak yg paling didamba2kan oleh manusia
yg beriman. Kenapa? Karena permata hati merupakan puncak investasi tertinggi
dalam urusan di akhirat. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kita akan
membahas bagaimana agar anak kita menjadi permata hati. Karena menjadikan anak
sbg permata hati bukan perkara yg mudah.
to be continued ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar