Pelajaran yang bisa diambil dari konsultasi dengan dr Ahmad kemarin adalah ... teng teng teng... JANGAN konsumsi obat tanpa anjuran/resep dokter.
Jadi ceritanya, kami para pejuang IVF ini biasanya gabung di grup-grup IVF. Grup ini bisa berupa grup chatting What's Up, Telegram, forum, dll. Grupnya juga macem-macem, ada yang grup IVF yang isinya pasien di dokter yang sama, ada grup IVF yang isinya pasien di rumah sakit yang sama, ada grup IVF Female Daily Forum, dll. Di grup itu, biasanya kami sharing banyak hal, mulai dari saling memotivasi, saling bagi informasi tentang dokter, bagi tips, kisah sukses, kisah gagal, dll. Alhamdulillah grupnya bantu banget. Uda gitu jadi ngerasa ga sendiri. Apalagi aku yg bawaanya selalu pengen sharing, jadi ada tempat pelampiasan. =D
Btw, karena masalahku di perteluran, aku pun banyak cari info tentang bagaimana meningkatkan tingkat keberhasilan IVF untuk yang poor reponder. Dari informasi yang kudapat, ada yang bilang kalo dengan mengkonsumsi DHEA, telur yang dihasilkan akan semakin banyak. WOW. Aku seperti mendapat pencerahan. Uda gt, di grup juga ada yg share info bahwa beberapa pasien salah satu dokter di Klinik IVF baru di Malaysia yang mengonsumsi DHEA 3 bulan sebelum IVF, berhasil hamil. Aku pun langsung semangat dong buat beli obat tsb.
Awalnya aku takut bgt mengkonsumsi obat-obatan yang tidak diresepkan dokter. Apalagi dokter Ahmad Saifuddin tidak meresepkan DHEA sama sekali buat aku. Tapi karena beberapa teman grup sukses meyakinkanku, akhirnya aku tergoda juga untuk membeli obat tersebut. Ahay... Aku pun nitip teman yang sedang di Malaysia untuk beli DHEA. Sesampainya di Indonesia, langsung deh aku konsumsi. Memang dasarnya kurang sreg kalau melakukan sesuatu tidak sesuai anjuran dokter, aku hanya mengonsumsi satu kapsul per hari, padahal seharusnya 2/3 per hari. Aku takut -_____-'
Jadi, setelah sekitar tiga bulan konsumsi DHEA dan kemarin konsultasi ke dokter Ahmad, repon beliau was like "OMG tika, kenapa kamu konsumsi itu sih?" kwkwk (oke ini lebay). Beliau agak disbelief gitu. Beliau sama sekali tidak merekomendasikan DHEA untuk kasusku. He said that I had to stop consuming the med RIGHT NOW. Beliau juga bilang DHEA ada kemungkinan bisa merusak dinding rahim (kalau ga salah dengar). Brrr... serem juga kan? huhu... Alhamdulillah pas USG TV, dokter Ahmad bilang rahimku bagus n oke. Fyuuhh... kapok deh konsumsi obat tanpa resep.
BTW, bukan berarti konsumsi DHEA tidak bagus untuk semua case ya. Intinya kita harus konsultasi dulu, apakah obat yang akan kita gunakan cocok dengan kasus kita. Kalau di kasusku, aku ga perlu DHEA. Oia, ada yang bilang dengan konsumsi DHEA, hormon AMH kita akan naik. Nah, kemarin setelah cek darah, terbukti deh kalo di aku, konsumsi DHEA tidak membuat hormon AMH ku naik. Berdasar hasil lab, ternyata bukan cuma gosip kalau kadar hormon AMH tiap tahun/bulan/hari akan turun. Terbukti dari tahun lalu yang 1,24, setelah kemrin dicek, AMH ku turun menjadi 1,20. Nyesss... buat yang pernah IVF, pasti ngerti rasanya. Mixed feelings. The clock keeps ticking guys.
Tapiii.... Tetap berserah diri pada Alloh yuk. Allah Maha Segalanya. Maha Perkasa. Maha Pembuka Jalan. Sebaik-baiknya penolong. Kalau kita berdoa, Alloh pasti kabulkan... Yuk semangat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar